Waspada DBD di Mataram, 308 Kasus Ditemukan Periode Januari Hingga Mei 2025

Selasa 03-06-2025,12:06 WIB
Reporter : Fajar Ilman
Editor : Fajar Ilman

MATARAM, DISWAY.ID - Pemprov NTB melalui Dinas Kesehatan Kota Mataram tengah melakukan pemetaan daerah rawan demam berdarah dengue (DBD).

Langkah ini melibatkan seluruh jaringan pelayanan kesehatan dari 11 puskesmas yang tersebar di wilayah kota.

Dari hasil identifikasi, dua kecamatan di bagian timur kota, yakni Cakranegara dan sandubaya, kembali menjadi perhatian utama karena konsisten menunjukkan angka kasus yang tinggi.

BACA JUGA:Lonjakan Kasus di Negara Asia, Kemenkes Keluarkan Surat Peringatan COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan menyoroti bahwa faktor perubahan cuaca dan juga faktor kondisi lingkungan masih menjadi pemicu utama berkembangnya nyamuk Aedes aegypti. 

Menurutnya, keberadaan gudang-gudang penyimpanan barang, baik baru maupun bekas, sering kali luput dari perhatian dan menjadi tempat ideal bagi nyamuk bertelur.

"Kondisi ini menunjukkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengelola lingkungan agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit," jelasnya, dikutip Selasa 3 Juni 2025.

BACA JUGA:Bahaya! 6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Karbohidrat

Cuaca ekstrem yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, dengan pola hujan yang tidak teratur dan suhu panas yang tinggi, memperbesar kemungkinan terbentuknya genangan air. 

Hal ini, kata dr. Emirald, mempercepat siklus perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.

Sebagai antisipasi, pihak Dinkes Mataram kembali mengajak masyarakat untuk melaksanakan PSN 4 plus, yaitu menguras, menutup, mengubur, dan mendaur ulang, serta langkah tambahan seperti fogging dan penggunaan larvasida.

BACA JUGA:Minat Arsenal-Spurs Diabaikan, Bryan Mbeumo Ngotot Minta Gabung Manchester United

"Gerakan PSN 4 plus yakni menguras, menutup, dan mengubur barang bekas, serta mendaur ulang ditambah langkah tambahan seperti fogging dan penggunaan larvasida, diharapkan menjadi rutinitas masyarakat pascahujan," ujarnya.

Meskipun jumlah kasus DBD pada periode Januari hingga Mei 2025 tercatat turun menjadi 308 kasus dibandingkan lebih dari 350 kasus pada periode yang sama tahun lalu Dinkes tetap menekankan pentingnya kewaspadaan berkelanjutan.

"Penurunan kasus ini patut disyukuri, namun bukan berarti masyarakat bisa mengendurkan kewaspadaan," tutupnya.

Kategori :