Misalnya, jika OPEC+ gagal mencapai kesepakatan pemotongan produksi atau bahkan memutuskan untuk meningkatkan output, hal ini akan membanjiri pasar.
BACA JUGA:Prediksi Cuaca Wilayah NTB Kamis 5 Juni 2025 Sebagian Besar Cerah
Pelepasan Cadangan Strategis: Beberapa negara, terutama Amerika Serikat, memiliki cadangan minyak strategis (Strategic Petroleum Reserve/SPR) yang dapat dilepaskan ke pasar untuk menstabilkan harga atau mengatasi kekurangan pasokan.
Pelepasan besar-besaran dari SPR dapat menambah tekanan ke bawah pada harga.
Permintaan yang Melemah: Sisi lain dari koin adalah permintaan global yang lesu.
Perlambatan Ekonomi Global: Resesi ekonomi atau perlambatan pertumbuhan di negara-negara ekonomi besar seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Uni Eropa secara langsung mengurangi permintaan energi.
Aktivitas industri yang menurun, perjalanan ekspedisi berkurang, dan konsumsi yang lebih rendah berarti permintaan minyak juga ikut menurun.
BACA JUGA:Warga Mataram Wajib Tanam Cabai Massal, Gerakan Rakyat Lawan Harga Mahal
Contohnya selama pandemi COVID-19 pada tahun 2020 lalu, permintaan minyak anjlok drastis menyebabkan harga minyak mentah bahkan sempat menyentuh level negatif.
Kebijakan Lingkungan dan Transisi Energi: Meskipun dampaknya jangka panjang, peningkatan adopsi kendaraan listrik dan dorongan global menuju energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, secara bertahap menekan permintaan minyak.
Pembatasan Mobilitas: Situasi khusus seperti lockdown atau pembatasan perjalanan di negara-negara besar dapat secara instan memangkas permintaan bahan bakar untuk transportasi.
BACA JUGA:Program MBG di NTB Sasar 153 Ribu Orang, Fokus Bumil dan Balita Demi Cegah Stunting
Geopolitik dan Stabilitas: Meskipun sering memicu kenaikan, stabilisasi situasi geopolitik di daerah penghasil minyak juga dapat meredakan premi risiko.
Jika konflik mereda atau ketegangan berkurang, kekhawatiran akan gangguan pasokan berkurang, yang kemudian dapat mendorong harga turun.
Penguatan Dolar AS: Harga minyak mentah secara internasional diperdagangkan dalam Dolar AS.
Ketika Dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya, harga minyak menjadi lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lain untuk membeli minyak.