MATARAM, DISWAY.ID - Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani tekankan pentingnya reformasi kebijakan domestik dalam menghadapi potensi perlambatan ekonomi, terutama dalam produktivitas dan insentif.
“Salah satu rekomendasi utama yang kami dorong adalah peningkatan produktivitas ekonomi,” ucapnya dalam keterangannya dikutip Jumat, 13 Juni 2025.
Shinta menjelaskan bahwa jumlah hari libur yang tinggi dapat memengaruhi rendahnya produktivitas kuartal kedua.
"Kita harus bisa menghitung kembali jumlah hari kerja efektif, karena ini punya dampak sangat besar," kata Shinta.
BACA JUGA:Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Naik Hari Ini, Tembus Rp 1,9 per Gram
BACA JUGA:Ketua Dewan Dekranasda NTB Fokuskan Reaktivitas Koperasi dan Perlindungan Hak Cipta
Lebih lanjut, ia mengusulkan agar bantuan sosial (bansos) mulai diubah menjadi program kewirausahaan sosial, guna menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan produktif.
“Ini (program Kewirausahaan sosial) dengan sendirinya mendorong masyarakat meningkatkanproduktivitas karena memberikan kail, bukan umpan,” tegas Shinta.
Kadin juga menyoroti rendahnya tingkat kewirausahaan nasional yang kini masih di angka 3,47 persen.
"(Angka ini) masih cukup jauh dari target 10-12 persen seperti negara maju,” kata Shinta.
Ia juga mendesak perbaikan incremental capital output ratio (ICOR) nasional yang masih berada di atas 6 persen, jauh dari rata-rata ASEAN yang hanya 3-4 persen.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia Aviliani menyoroti lemahnya dampak kebijakan anggaran terhadap dunia usaha
BACA JUGA:Nasi Telah Jadi Bubur, Pria yang Bakar Rumah Istri di Jaksel, Kini Tinggal di Penjara.
"Pengusaha melihat apa efek dari pengalihan anggaran ini tidak terdampak pada pengusaha,” ujar Avi sapaan akrabnya.