Bali, NTB, NTT Bangun Segitiga Emas: Wujudkan Episentrum Ekonomi Baru di Timur Indonesia

Bali, NTB, NTT Bangun Segitiga Emas: Wujudkan Episentrum Ekonomi Baru di Timur Indonesia

Bali, NTB dan NTT sepakat kolaborasi pembangunan Kawasan melalui konsep "Segitiga Emas Bali–Nusra" Sebagai satu kesatuan ekonomi strategis --Pemprov NTB

NTB, DISWAY.ID — Tiga provinsi di kawasan timur Indonesia, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), sepakat memperkuat kolaborasi pembangunan kawasan melalui konsep “Segitiga Emas Bali–Nusra” yang diakui sebagai satu kesatuan ekonomi strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Kesepahaman tersebut disampaikan dalam pertemuan pembahasan kerja sama regional yang digelar di Gedung Kertha Sabha, Pendopo Gubernur Bali, Senin, 3 November 2025.

Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menegaskan bahwa sinergi Bali, NTB, dan NTT kini menjadi bagian dari kerangka pembangunan nasional.

BACA JUGA:HyperOS 3 Global Rollout: Fitur Hyper Island Hadir di Seri Xiaomi 15T, Redmi, dan Poco

“Konsep Golden Triangle ini sudah diterima dalam RPJMN dan struktur pemerintahan kita. Artinya, pemerintah pusat hingga daerah sudah melihat Bali, NTB, dan NTT sebagai satu kesatuan kawasan pembangunan,” ujar Gubernur Iqbal.

Menurutnya, integrasi tiga provinsi ini tidak hanya memperkuat konektivitas antarwilayah, tetapi juga menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah selatan Indonesia.

“Kalau di barat ada Bintan dan IMT-GT, maka kawasan timur selatan akan tumbuh dari Bali, NTB, dan NTT. Ketiganya saling melengkapi, bukan bersaing,” tambahnya.

NTB Sebagai Penghubung Bali dan NTT

Dalam paparannya, Iqbal menyebut NTB memiliki posisi strategis sebagai jembatan ekonomi dan sosial antara Bali dan NTT.

Lombok, menurutnya, memiliki karakter budaya transisi yang halus antara dua provinsi tetangganya tersebut.

Namun, ia mengakui tantangan yang dihadapi NTB masih cukup besar, terutama pada keterbatasan fiskal dan tingkat kemiskinan yang masih mencapai sekitar 12 persen, termasuk 2 persen kemiskinan ekstrem.

Untuk menjawab hal itu, NTB meluncurkan program Desa Berdaya dan Desa Berdaya Transformatif di lebih dari 1.200 desa dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor melibatkan pemerintah, NGO, pelaku usaha, dan filantropi.

“Masalahnya bukan kurang program, tapi kurang orkestrasi. Sekarang pemerintah provinsi berperan sebagai orkestrator agar semua bergerak dalam arah yang sama,” tegasnya.

Potensi Besar di Sektor Tambang, Pertanian, dan Kelautan

BACA JUGA:Spesifikasi Lengkap Redmi 15: Baterai 7.000 mAh, Layar 144Hz, Harga Mulai Rp2 jutaan

Iqbal juga menyoroti potensi ekonomi NTB yang dinilai sangat besar.

Sumber: