Pj. Sekda NTB: Atasi Inflasi Jangan Hanya Reaktif, Harus Terencana!
Pemprov NTB menegaskan perlunya strategi yang lebih terencana dan berkelanjutan dalam mengatasi inflasi di daerah--Pemprov NTB
MATARAM, DISWAY.ID – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan perlunya strategi yang lebih terencana dan berkelanjutan dalam mengatasi inflasi daerah, terutama yang disebabkan oleh komoditas pangan seperti cabai merah dan bawang merah.
Penegasan tersebut disampaikan Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah NTB, Lalu Mohammad Faozal, saat memimpin Rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB di Ruang Rapat Sekda, Rabu, 5 November 2025.
Menurutnya, pola kenaikan harga cabai dan bawang yang terjadi hampir setiap tahun menunjukkan perlunya langkah sistematis, bukan sekadar penanganan sesaat.
BACA JUGA:ASUS Perkuat Dominasinya di Indonesia dengan Laptop Gaming dan Kreatif Premium
“Inflasi komoditas tertentu selalu berulang tiap tahun. Karena itu, kita tidak bisa terus-menerus bersikap reaktif. Harus ada intervensi yang terencana dan terukur,” tegas Faozal.
Rapat tersebut membahas evaluasi data inflasi bulan Oktober 2025 serta langkah antisipatif menghadapi potensi lonjakan harga menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Dalam arahannya, Faozal meminta Biro Perekonomian Setda NTB segera menyiapkan draf Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur tata kelola komoditas strategis penyumbang inflasi.
Ia juga menginstruksikan sejumlah langkah konkret, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk jangka pendek, pemerintah daerah akan memperkuat Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Operasi Pasar bekerja sama dengan BULOG serta Dinas Ketahanan Pangan.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi publik yang efektif agar ekspektasi harga masyarakat tetap stabil Selain itu, pengawasan distribusi bahan pangan akan ditingkatkan dengan melibatkan Satgas Pangan Polri di bawah koordinasi Ditkrimsus Polda NTB.
BACA JUGA:Pabrik Petrokimia Raksasa di Cilegon Diresmikan, Prabowo Janjikan Iklim Investasi Aman dan Nyaman
Sementara untuk jangka panjang, Pemprov NTB akan fokus meningkatkan produktivitas komoditas penyumbang inflasi seperti beras dan cabai, serta memperkuat Kerja Sama Antar Daerah (KAD) guna memperlancar pasokan antarwilayah.
Langkah inovatif juga disepakati dalam rapat tersebut untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap beras SPHP BULOG.
Bank Indonesia (BI) dan BULOG akan bekerja sama dengan TP-PKK NTB dalam program edukasi teknik pengolahan beras SPHP, termasuk melalui kegiatan uji tanak dan blended rice, bahkan akan digelar kompetisi memasak terbuka bersama para juru masak lokal.
Sumber: