Belanja Pakai QRIS Booming di NTB, Transaksi Naik Gila-gilaan Hampir 300%!

QRIS, metode pembayaran digital berbasis scan barcode, kini makin digandrungi warga NTB.--QRIS
MATARAM, DISWAY.ID - Transaksi digital di Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mengalami lonjakan luar biasa.
QRIS, metode pembayaran digital berbasis scan barcode, kini makin digandrungi warga NTB.
Bahkan, menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, volume transaksi QRIS di NTB naik gila-gilaan hingga 292% pada triwulan I 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu!
Peningkatan pesat ini tak lepas dari dorongan kuat Pemerintah Provinsi NTB dalam mempercepat digitalisasi pembayaran, baik di level pemerintahan maupun masyarakat.
Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri atau yang akrab disapa Umi Dinda, menegaskan komitmen Pemprov untuk memperluas Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) di seluruh kabupaten/kota.
BACA JUGA:Kisah Haru di Balik Tenun Subahnale, Lafaz Suci yang Menyatu dalam Setiap Helai
“Di NTB kita terus mendorong agar semua kabupaten dan kota mengintegrasikan pembayaran digital. Dengan meningkatkan literasi digital di kalangan ASN dan memperluas pemanfaatan QRIS,” ujar Umi Dinda saat menghadiri High Level Meeting TP2DD di Kantor BI NTB, Kamis 15 Mei 2025 dikutip dari laman resmi Pemprov NTB.
Namun, di balik geliat digitalisasi ini, tantangan tak bisa diabaikan.
Infrastruktur digital di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan masih adanya keraguan publik terhadap transaksi non-tunai menjadi hambatan utama.
Karena itu, Pemprov NTB terus mendorong edukasi dan sosialisasi masif, terutama di kalangan masyarakat daerah pelosok.
BACA JUGA:Mengenal Dana Traha, Cagar Budaya Bima Peristirahatan Para Sultan di Atas Bukit
Meski begitu, geliat digitalisasi di NTB sudah mulai tampak.
Kepala BI NTB, Berry Arifsyah Harahap, menyebutkan bahwa QRIS kini menjadi game changer dalam dunia pembayaran digital.
Bahkan, jumlah pengguna dan merchant QRIS di NTB juga menunjukkan tren positif, dengan 485 ribu pengguna dan 363 ribu merchant hingga awal 2025.
Sumber: