Begini Respon Dedi Mulyadi Saat Dinilai Pemimpin Emosional Usai Menegur Suporter Persikas Subang

Begini Respon Dedi Mulyadi Saat Dinilai Pemimpin Emosional Usai Menegur Suporter Persikas Subang

Dedi Mulyadi nampak marah kepada suporter Persikas di acara 'Nganjang Ka Warga' pada Rabu malam (28/5/2025).-Istimewa-

MATARAM, DISWAY.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memberikan klarifikasi mengenai kemarahannya terhadap kelompok suporter Persikas Subang dalam acara ‘Nganjang Ka Warga’ pada Rabu malam, 28 Mei 2025.

Penjelasan tersebut disampaikan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya beberapa jam setelah kejadian.

Manta Bupati Purwakarta ini menceritakan bahwa kemarahan itu muncul saat dirinya tengah berbincang dengan seorang ibu yang menjalani kehidupan penuh tantangan. 

BACA JUGA:Sebelum Dipulangkan, Suporter Persikas Subang Ungkap Kronologi Saat Diamankan, Mereka Sempat...

Ibu tersebut berjuang membesarkan empat anaknya dengan mengandalkan pendapatan dari memungut botol bekas, sementara sang suami telah meninggalkannya dan menikah dengan wanita lain.

Namun, ditengah pembicaraan itu, sekelompok suporter Persikas Subang meneriakan yel yel sambil membawa banner tutuntan mereka yang mengganggu pembicaraan itu. Dedi Mulyadi menilai mereka tidak memiliki adab karena tidak melihat kontek pembicaraan.

"Saya malam itu marah karena ada sekelompok orang yang tidak memiliki adab dalam hidupnya. Di saat air mata jatuh karena rasa empati pada derita seorang ibu yang memiliki 4 anak dan membiayai mereka hanya dengan memungut botol bekas, tapi anak-anaknya tumbuh dengan baik," ungkapnya dikutip Jumat 30 Mei 2025.

BACA JUGA:21 Suporter Persikas Subang yang Diamankan Usai Bersitegang dengan Dedi Mulyadi Dipulangkan

Menurut Dedi, tindakan tersebut adalah sikap yang tidak beradab, yang menempatkan sebuah masalah tidak pada tempatnya.

Dedi menilai perilaku suporter Persikas Subang mencerminkan betapa mudahnya seseorang kehilangan rasa empati hanya demi fanatisme yang sempit. 

Ia menyesalkan bahwa mereka lebih mengutamakan ego untuk membela klub sepak bola ketimbang peduli terhadap kesulitan masyarakat di sekitar.

"Yang paling penting adalah bahwa hilangnya nalar rasa, hilangnya hati dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya, tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," tegasnya.

BACA JUGA:Apa Itu Persikas? Mengenal Klub Sepak Bola Asal Subang yang Sedang Viral Usai Ditegur Dedi Mulyadi

Meski sadar bahwa kemarahannya dapat memicu pandangan negatif dan membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang emosional.

Sumber: