Wali Kota Mataram: Bidan Jadi Garda Terdepan Transformasi Kesehatan

Dalam Musyawarah Cabang ke-7 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Mataram, peran vital bidan kembali ditegaskan: --Pemkot Mataram
MATARAM, DISWAY.ID – Bidan bukan sekadar tenaga kesehatan biasa.
Dari puskesmas hingga rumah sakit, mereka menjadi motor utama dalam mendukung transformasi layanan kesehatan di Kota Mataram.
Dalam Musyawarah Cabang ke-7 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Mataram, peran vital bidan kembali ditegaskan: mulai dari memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pendampingan persalinan, program keluarga berencana, hingga upaya pencegahan penyakit di komunitas.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Nyimpen di Sekarbela, Persiapan Spiritual Calon Jemaah Haji
Sesuai amanat IBI, bidan diharapkan mampu menjadi ujung tombak pelayanan yang profesional, adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta responsif terhadap dinamika kebutuhan masyarakat.
Fungsi dan peran mereka mencakup: memberikan asuhan kebidanan kepada perempuan sepanjang siklus hidup, mendukung program kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan keluarga berencana, serta melakukan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat di masyarakat.
BACA JUGA:Potensi Gempa Ancam NTB yang Berada di 2 Lempeng, Gubernur Bunyikan Sirine Siaga
Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana, yang membuka Musyawarah Cabang ke-7 IBI Kota Mataram di Hotel Lombok Raya, Minggu 27 April, mengapresiasi kontribusi besar para bidan selama ini dikutip dari laman resmi Pemkot Mataram.
Ia menyebutkan, musyawarah ini bukan sekadar agenda rutin organisasi, melainkan forum strategis untuk merumuskan arah kebijakan operasional IBI dalam lima tahun ke depan.
"Ini adalah bentuk pengabdian luar biasa dari seluruh keluarga besar bidan di Kota Mataram. Mereka terus melaksanakan tugasnya dengan dedikasi dan profesionalisme tinggi," ujar Mohan.
BACA JUGA:Lampung Dilirik Jadi Proyek Percontohan Pertanian Modern oleh Investor Tiongkok
Wali Kota juga menilai tema musyawarah ini sangat relevan dengan dinamika global sektor kesehatan, yang kini menuntut pelayanan lebih efisien, prima, dan berorientasi pada hasil.
Transformasi kesehatan, menurutnya, tidak bisa dilepaskan dari kesiapan sumber daya manusia, terutama bidan, yang harus adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Profesi bidan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit umum daerah, puskesmas, maupun rumah sakit swasta. Ini membutuhkan penyesuaian berkelanjutan, baik dalam tindakan medis maupun pemahaman holistik tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak," terangnya.
Sumber: