Tambah Sentuhan Payet, Tenun Muna Pa’a NTB Siap Jadi Baju Pesta dan Blazer Kekinian

Tambah Sentuhan Payet, Tenun Muna Pa’a NTB Siap Jadi Baju Pesta dan Blazer Kekinian

Dengan tambahan sentuhan modern seperti payet dan permainan warna, tenun ini kini naik kelas—bisa dipakai jadi blazer kerja hingga gaun pesta mewah!--Balai Pelestarian Kebudayaan Bali

DOMPU, DISWAY.ID - Tenun Muna Pa’a khas Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), membuktikan karakteristiknya menuju kelas dunia.

Dengan tambahan sentuhan modern seperti payet dan permainan warna, tenun ini kini naik kelas—bisa dipakai jadi blazer kerja hingga gaun pesta mewah!

Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Sinta Agathia, menyebut potensi tenun Muna Pa’a kini semakin besar di dunia fesyen.

Hal ini terbukti dari sambutan luar biasa yang diterima saat tampil di panggung Indonesia Fashion Week (IFW) 2025.

BACA JUGA:Kandidat Super Ballon d'Or, Messi atau Ronaldo? Mayoritas Pilih...

“Mereka bilang ini bisa banget untuk jadi baju pesta kalau ditambah payet, dibikin blazer, bahkan cocok juga untuk baju kerja,” ujar Bunda Sinta saat mengunjungi Galeri Safina Weavers di Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, Kamis dikutip dari laman resmi Pemprov NTB. 

Bukan Sekadar Kain, Tapi Karya Bernilai Tinggi

Keunggulan tenun Muna Pa’a bukan hanya pada motifnya yang kuat dan filosofis, tetapi juga pada kemampuannya beradaptasi dengan selera pasar global.

Bunda Sinta menekankan bahwa sentuhan kreatif seperti tambahan bordir, payet, hingga pewarnaan kekinian bisa menjadikan kain ini fashionable tanpa kehilangan jati diri.

“Motif tetap kita jaga sebagai ciri khas, tapi juga harus berani eksplorasi warna dan bentuk. Dunia fesyen terus bergerak, dan tenun kita harus bisa ikut,” tambahnya.

BACA JUGA:Dorong Kemajuan Sepakbola Indonesia, BTN Jadi Sponsor Tiga Klub Liga 1 Nasional

Meski bersemangat terhadap masa depan tenun Muna Pa’a, Bunda Sinta juga mengingatkan akan pentingnya regenerasi.

Ia menyayangkan sudah ada beberapa motif tenun NTB yang punah karena tak ada penerus.

“Jangan sampai tradisi ini berhenti. Saya titip ke pengrajin agar anak-anak muda diajak belajar, karena kalau tidak sekarang, kita akan kehilangan,” imbaunya.

BACA JUGA:Dorong Kemajuan Sepakbola Indonesia, BTN Jadi Sponsor Tiga Klub Liga 1 Nasional

Sumber: