NTB, DISWAY.ID - Hamparan pasir putih, laut biru kehijauan, dan deretan perahu kayu yang bersandar di tepi pantai menjadikan Gili Trawangan sebagai ikon wisata Nusa Tenggara Barat.
Namun di balik pesonanya yang memikat, Gili Trawangan tengah menghadapi tantangan besar: menjaga keseimbangan antara geliat pariwisata dan kelestarian lingkungan.
Pemerintah Provinsi NTB kini bergerak cepat.
Dalam pertemuan bersama Tim Geopark Rinjani dan Geopark Tambora pada Jumat, 14 Maret 2025, Gubernur NTB, Miq Iqbal, menyampaikan rencana penataan ulang kawasan Taman Wisata Perairan Gili Trawangan.
Tujuannya satu: mewujudkan sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan yang berdampak positif dalam jangka panjang, tak hanya bagi ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan setempat.
BACA JUGA:Menelusuri Rahasia di Balik Tenun Lombok yang Bikin Pangling di Hari Kartini 2025
"Kita akan tata ulang Gili Trawangan supaya lebih sustainable,” ujar Miq Iqbal tegas dikutip dari laman resmi Pemprov NTB.
Penataan ini bukan sekadar proyek fisik. Lebih dari itu, ia merupakan langkah strategis untuk merancang masa depan Gili Trawangan yang lebih bijak—menyatu dengan alam, bukan menindihnya.
Dalam prosesnya, Pemprov NTB telah mengadakan audiensi dengan berbagai pemangku kepentingan: mulai dari masyarakat lokal, pelaku usaha, hingga komunitas konservasi di Gili Trawangan.
BACA JUGA:Bansos Lansia Tahap II di Sumbawa Barat Kapan Cair? Cek Pakai NIK KTP
Hasil dari dialog ini akan menjadi fondasi dalam menyusun masterplan jangka panjang, yang disiapkan dengan cermat demi menghindari kesalahan di masa lalu.
Miq Iqbal menyadari bahwa keberhasilan rencana ini tak bisa berdiri sendiri.
Ia menegaskan pentingnya dukungan penuh dari semua pihak, terutama masyarakat dan para pelaku usaha yang selama ini hidup berdampingan dengan alam Gili.
Sebagai bukti komitmen kuat, Pemprov NTB juga akan mengeluarkan surat pernyataan resmi terkait penataan Gili Trawangan.