MATARAM, DISWAY.ID -- Pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, tengah menjadi sorotan serius publik saat ini.
Tak dipungkiri, Raja Ampat dikenal memiliki banyak pulau yang menjadi destinasi wisata yang indah.
Pesona Raja Ampat yang kita kenal yakni merupakan kawasan konservatif yang dilindungi oleh Undang-Undang.
BACA JUGA:Kerusakan Lingkungan Picu Amarah Warga: Tambang Galian C di Lombok Timur Diserbu, Alat Berat Dibakar
Namun Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia sebelumnya mengklaim bahwa kawasan pertambangan nikel di Raja Ampat, jauh dari kawasan periwisata.
Ia menyebut jarak antara tambang nikel dengan wisata Raja Ampat berkisar 40 Km.
Adapaun terdapat lima perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Raja Ampat.
Kelimanya diklaim telah mengantongi izin Kontrak Karya (KK) untuk "mengeruk" nikel di sana.
BACA JUGA:Patrick Kluivert Bawa 30 Pemain Timnas Indonesia Jelang Lawan Jepang
Dirangkum Disway NTB dari berbagai sumber, berikut profil 5 perusahaan tambang nikel di Raja Ampat;
1. PT Anugerah Surya Pratama
PT Anugerah Suray Pratama (ASP) merupakan anak usaha PT Wanxiang Nickel Indonesia (WNI).
PT WNI sendiri diketahui memiliki afiliasi dengan grup tambang asal Tiongkok, China, Vansun Group.
Keberadaan PT ASP sendiri salah satu penambang nikel yang beroperasi di Pulau Manuran, Kabupaten Raja Ampat.
Status perusahaan tersebut punya status penanaman modal asing (PMA). Salah satu terbesar perusahaan tambang di Indonesia bagian timur.
BACA JUGA:Lonjakan Kehamilan Anak di NTB, 2.350 Kasus Sepanjang 2024, Lombok Timur Paling Tinggi