121 Hari Lagi menuju Ramadhan , Muhammadiyah Pastikan Puasa Dimulai 18 Februari 2026

PP Muhammadiyah memastikan Puasa Ramadhan 1447 H akan dimulai pada Rabu 18 Februari 2026--Suara Muhammadiyah
NTB, DISWAY.ID — Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi mengumumkan bahwa awal bulan suci Ramadan 1447 Hijriah akan dimulai pada Rabu, 18 Februari 2026.
Penetapan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal, sebuah pendekatan ilmiah dalam ilmu falak yang menjadi acuan tetap Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam menetapkan kalender hijriah.
Dalam keterangan resminya yang dipublikasikan melalui laman Masjid Muhammadiyah, disebutkan bahwa pada 29 Rajab 1447 H yang bertepatan dengan Selasa, 17 Februari 2026, posisi hilal (bulan sabit muda) telah memenuhi kriteria terlihat secara astronomis meski mungkin tidak tampak secara kasat mata.
BACA JUGA:Desakan Reshuffle Kabinet Menguat, Iwel Sastra: Jaga Legitimasi dan Kepercayaan Publik Mendesak
Karena hilal dinyatakan sudah “wujud”, maka esok harinya, Rabu 18 Februari 2026, ditetapkan sebagai 1 Ramadan 1447 H.
“Hilal sudah berada di atas ufuk saat matahari terbenam pada 29 Rajab 1447 H, sehingga sesuai dengan hisab hakiki wujudul hilal, 1 Ramadan 1447 H ditetapkan jatuh pada 18 Februari 2026,” demikian pernyataan resmi dari Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Dengan demikian, mulai hari ini, Rabu 15 Oktober 2025, umat Islam di Indonesia memiliki waktu sekitar 126 hari lagi untuk menyambut datangnya bulan penuh berkah tersebut.
Tak hanya menetapkan awal Ramadan, Muhammadiyah juga mengumumkan estimasi 1 Syawal 1447 H atau Hari Raya Idulfitri, yang diperkirakan akan jatuh pada Jumat, 20 Maret 2026.
BACA JUGA:AS Peringatkan Hamas Soal Gencatan Senjata, tapi Israel Tewaskan 38 Warga Gaza
Dengan begitu, Ramadan 1447 H akan berlangsung selama 30 hari penuh.
NU dan Pemerintah Belum Tentukan Awal Ramadan Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) masih akan menunggu hasil rukyatul hilal atau pengamatan langsung terhadap kemunculan bulan sabit muda di berbagai lokasi pemantauan di seluruh Indonesia.
NU konsisten menggunakan metode rukyat sebagai pedoman utama dalam menentukan awal bulan hijriah.
Pengumuman resmi dari NU akan disampaikan melalui ikhbar PBNU beberapa saat menjelang Ramadan, setelah proses rukyat dilakukan pada petang hari 29 Rajab 1447 H.
Metode ini memungkinkan adanya perbedaan waktu awal puasa jika hilal belum terlihat meskipun secara hisab sudah berada di atas ufuk.
Sumber: