Lebanon Masih Terancam, UNIFIL Laporkan Ribuan Pelanggaran Israel

Lebanon Masih Terancam, UNIFIL Laporkan Ribuan Pelanggaran Israel

Logo UNIFIL--This is Beirut

NTB, DISWAY.ID — Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) melaporkan terjadi lebih dari 10 ribu pelanggaran yang dilakukan Israel di wilayah Lebanon sejak gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku pada akhir 2024.

Berdasarkan data UNIFIL, sejak November 2024 tercatat sekitar 7.500 pelanggaran udara dan 2.500 pelanggaran darat di wilayah utara Garis Biru, Lebanon.

“Ketenangan di sepanjang Garis Biru tetap rapuh,” demikian pernyataan UNIFIL, dikutip dari Middle East Monitor pada Sabtu, 22 November 2025.

BACA JUGA:RAPBD Mataram 2026: Tantangan Fiskal, Prioritas Anggaran untuk Masyarakat

Garis Biru sendiri merupakan batas yang ditetapkan ketika Israel menarik pasukannya dari Lebanon pada 2000.

Untuk menjaga situasi tetap terkendali, UNIFIL bekerja sama dengan militer Lebanon melakukan patroli rutin harian guna mencegah ketegangan meningkat dan memulihkan stabilitas di wilayah selatan Lebanon.

Selain itu, UNIFIL melaporkan telah menemukan lebih dari 360 gudang senjata yang ditinggalkan dan kemudian diserahkan kepada tentara Lebanon.

BACA JUGA:Rekrutmen OJK 2025 Dibuka Online: Peluang Karier untuk Fresh Graduate dan Profesional

Pemerintah Lebanon sebelumnya telah menetapkan rencana militer agar semua persenjataan berada di bawah kendali negara, namun Hizbullah tetap menolak menyerahkan senjatanya.

UNIFIL juga menyoroti pembangunan tembok baru oleh Israel di dalam wilayah Lebanon, dekat Garis Biru.

“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membangun tembok beton berbentuk T di barat daya Yaroun. Survei menunjukkan tembok tersebut melintasi Garis Biru, sehingga sekitar 4 ribu meter persegi tanah Lebanon tidak bisa diakses oleh penduduk setempat,” jelas UNIFIL.

BACA JUGA:Sambut Akhir Tahun, Ini Film-film Netflix yang Wajib Masuk Watchlist!

Pembangunan tembok ini dianggap melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan kedaulatan Lebanon.

Sementara itu, Israel membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa tembok itu merupakan bagian dari proyek yang dimulai pada 2022.

Sumber: