Pesan Gubernur NTB di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Kampus 2 kepada Para Santri: Jangan Minder!

 Pesan Gubernur NTB di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Kampus 2 kepada Para Santri: Jangan Minder!

Pesan Gubernur NTB di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Kampus 2 kepada Para Santri: Jangan Minder!/dok. pemprov NTB--

LOMBOK, DISWAY.ID - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Iqbal ajak para santri bangga akan jati diri mereka sebagai santri.

Tak hanya itu, Ia juga menerangkan bahwa para pendiri bangsa Indonesia yakni Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta merupakan santri.

Hal ini disampaikannya di Komplek Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Kampus 2, Montong Are, Kediri, Lombok Barat. 

Sehingga, para santri juga wajib menanamkan rasa percaya diri sebagai generasi penerus bangsa.

BACA JUGA:SPMB Jatim 2025 Dibuka, Cek Syarat, Pengambilan PIN hingga Tahapan Pendaftarannya Disini

"Pesan saya, jangan pernah minder menjadi santri. Santri itu bukanlah siswa kelas dua. Pendiri bangsa ini, Bung Karno dan Bung Hatta itu seorang santri," ujar Iqbal dikutip dari laman resmi NTB Provinsi pada Senn, 2 Juni 2025. 

"Kalau lihat daftar BPUPKI dan PPKI, daftar pendiri bangsa kita ini, jauh lebih dari 50 persen mereka punya latar belakang santri-jadi tidak ada alasan buat kalian untuk minder menjadi santri. Banggalah menjadi seorang santri," sambungnya.

Iqbal juga menerangkan soal keunggulan santri dibandingkan lainnya yakni dalam proses menuntut ilmu yang menjadikan tiap langkah adalah ibadah.

"Kelebihannya anak pondok pesantren itu ada beberapa. Satu, dia merantau karena itu setiap langkahnya sesungguhnya adalah fii sabilillah," tuturnya.

BACA JUGA:Niat Puasa Arafah Sebelum Idul Adha 2025, Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Selain itu, para santri juga umumnya sudah memiliki arah hidup yang lebh jelas sejak mudanya karena tempaan di pesantren

"Yang kedua, anak-anak yang di pondok pesantren pada umumnya karena tempaan di pondok pesantren, sebelum mereka lulus, mereka sudah punya tujuan hidup. Tujuan hidupnya jelas. Anak-anak seusiamu, masih suka rebahan, generasi rebahan, masih gamang," jelasnya.

"Usia-usia gamang mencari tujuan hidup, tetapi Alhamdulillah mereka yang dididik di pondok pesantren di usia seperti ini, mereka sudah punya tujuan hidup. Karena itu dia punya peluang untuk sukses lebih besar karena mulainya lebih dini," imbuhnya.

Tak ketinggalan soal pentingnya menghargai guru sebagai sumber keberkahan ilmu. 

Sumber: