Legenda Putri Mandalika, Kisah Cinta Seorang Putri dan Tradisi Bau Nyale

Salah satu legenda paling terkenal yang terus hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Sasak adalah cerita Putri Mandalika — sosok perempuan yang namanya kini diabadikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Lombok.--SDN 55 Dara Kota Bima
LOMBOK, DISWAY.ID - Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya dikenal karena pantai-pantainya yang menawan dan pegunungan yang megah, tetapi juga karena kisah-kisah rakyatnya yang kaya akan nilai budaya.
Salah satu legenda paling terkenal yang terus hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Sasak adalah cerita Putri Mandalika — sosok perempuan yang namanya kini diabadikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Lombok.
Menurut cerita turun-temurun, Putri Mandalika adalah anak dari Raja Tunjung Bitu yang hidup di masa lampau dikutip dari laman resmi SDN 55 Dara Kota Bima.
Ia dikisahkan memiliki paras yang sangat cantik, tutur kata yang lembut, serta kebijaksanaan yang luar biasa.
Tak heran, banyak pangeran dari berbagai kerajaan di Nusantara datang untuk meminangnya.
Sayangnya, hasrat para pangeran untuk menikahi Putri Mandalika justru memicu konflik di antara mereka, yang dikhawatirkan akan berujung pada peperangan besar.
BACA JUGA:Pernikahan Anak Masih Tinggi di NTB, Polda Kampanyekan Pencegahan Kekerasan Seksual
Putri Mandalika sadar, memilih salah satu di antara para pangeran berarti akan mengecewakan dan menyakiti yang lain. Ia dihadapkan pada dilema berat: memilih cinta atau memilih rakyatnya.
Di tengah tekanan dan ancaman perpecahan, sang putri membuat keputusan yang mengejutkan.
BACA JUGA:Emil Audero dan Kevin Diks Tiba di Lombok, Ungkap Kekaguman pada Alam dan Kehangatan Keluarga
Dalam kisah yang dipercaya oleh masyarakat Sasak, Putri Mandalika mengundang seluruh pangeran dan rakyat untuk berkumpul di Bukit Seger, sebuah tempat di tepi pantai selatan Lombok.
Di sana, dengan tenang dan penuh wibawa, ia menyampaikan keputusan terakhirnya: ia tidak akan memilih satu pun di antara para pangeran.
Cintanya, kata sang putri, adalah untuk seluruh rakyatnya.
Kemudian, di tengah haru dan keterkejutan semua yang hadir, Putri Mandalika melompat ke laut dari atas bukit. Tubuhnya menghilang ditelan ombak, dan sejak saat itu ia tak pernah ditemukan kembali.
Sumber: