"Kami memulai dari hal-hal mendasar—kehidupan yang tenang, perut yang kenyang, dan hati yang lapang,” sebut Wali Kota.
Program Makan Bergizi Gratis telah menjangkau lebih dari 3,4 juta anak Indonesia dan ditargetkan menyentuh 82,9 juta penerima hingga November 2025.
Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) juga sudah menjangkau 4,15 juta penerima hingga 19 Mei, dengan pendaftar melebihi 6 juta orang.
Teknologi digital menjadi kunci transformasi ini, dengan akses layanan kesehatan yang kini tak lagi bergantung pada isi dompet, tetapi pada keberpihakan negara terhadap rakyat.
BACA JUGA:Koalisi Ojol Nasional Tolak Demo Ojol, Ini Alasannya
Di bidang ekonomi, pembentukan Danantara Investment Agency disebut sebagai langkah konkret pengelolaan kekayaan nasional yang lebih merata.
Sementara di sektor SDM, pusat pelatihan vokasi dan digital digalakkan, termasuk rencana monumental: peresmian AI Centre of Excellence di Papua, hasil kolaborasi strategis pemerintah dan industri.
Pemerintah juga memperkuat perlindungan sosial digital melalui PP TUNAS (Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola dan Pelindungan Anak di Ruang Digital).
Langkah ini diambil untuk memastikan generasi muda tumbuh di ruang digital yang sehat dan beretika.
Seluruh strategi ini dirangkum dalam delapan misi utama pembangunan atau Asta Cita—sebagai kompas untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang adil, maju, dan berpihak pada rakyat.
"Di balik setiap kebijakan dan program, selalu ada satu tujuan: agar rakyat, dari kota hingga pelosok, merasa dilibatkan dan diberdayakan dalam kemajuan bangsanya sendiri,” tutur Wali Kota.
BACA JUGA:Jokowi Terus Melawan, Tapi Sedih-Kasihan Kasus Dugaan Ijazah Palsu Masih Terus Lanjut
Sambutan ditutup dengan ajakan untuk memaknai kebangkitan seperti akar pohon—tumbuh perlahan, tak selalu tampak, tapi kokoh menopang kehidupan.
"Karena sesungguhnya, kebangkitan yang paling kokoh adalah kebangkitan yang tumbuh perlahan, berakar dalam nilai kemanusiaan, dan berbuah pada keadilan serta kesejahteraan bersama.”