Selain itu, Peresean juga menjadi ajang pelatihan fisik dan mental para prajurit kerajaan, menjelang turun ke medan perang.
BACA JUGA:Pink Banget! Ini 2 Cara ke Pantai Tercantik di Lombok yang Lagi Viral di TikTok
Seiring waktu, Peresean mengalami transformasi.
Dari ritual spiritual dan latihan militer, kini menjadi seni pertarungan tradisional yang dipertahankan dalam bentuk pertunjukan budaya.
Namun unsur sakral dan nilai sportivitas tetap dijunjung tinggi—setiap pertarungan dipimpin oleh pakembar (wasit tradisional), dan hanya digelar pada momen-momen istimewa seperti Hari Kemerdekaan, Ramadan, atau peringatan ulang tahun daerah.
BACA JUGA:Pemkab Lotim Ungkap Data Terbaru, Kasus Kekerasan Seksual terhadap Perempuan dan Anak Naik
Tiga hari pertama pergelaran ini telah menunjukkan betapa tradisi lokal mampu tampil sekelas event olahraga, memadukan budaya, adrenalin, dan semangat kebanggaan.
Dan dengan tiga hari tersisa, publik Lombok masih menanti lebih banyak aksi ksatria rotan di atas arena kehormatan.