Menkeu Bocorkan Jurus Baru APBN 2026: Kurangi Utang, Genjot Pendapatan!

Menkeu Bocorkan Jurus Baru APBN 2026: Kurangi Utang, Genjot Pendapatan!

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa--Kementerian Keuangan

NTB, DISWAY.ID - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan arah kebijakan fiskal untuk tahun anggaran 2026 dengan penekanan pada pengurangan ketergantungan terhadap utang.

Ia menyatakan bahwa strategi fiskal ke depan akan lebih bertumpu pada peningkatan pendapatan negara melalui percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Purbaya menyebut, jika pertumbuhan ekonomi bisa dipacu lebih tinggi, maka kebutuhan untuk menambah utang negara dapat ditekan secara signifikan.

BACA JUGA:iPhone Air Paling Tipis Ternyata Lebih Kuat dari yang Kamu Bayangkan, ini Buktinya!

“Melihat tren ke depan, saya optimistis kita tidak perlu lagi terlalu mengandalkan tambahan utang. Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif, pendapatan negara, terutama dari pajak, akan meningkat meski postur APBN-nya tetap,” ujarnya, Selasa, 23 September 2025.

Kenaikan Pertumbuhan, Tambahan Penerimaan

Purbaya menjelaskan bahwa setiap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi akan berdampak langsung pada kenaikan penerimaan negara.

Ia memperkirakan, tambahan pertumbuhan sebesar 1% bisa menghasilkan pemasukan hingga Rp220 triliun, sementara kenaikan 0,5% bisa menambah sekitar Rp110 triliun.

“Ini yang jadi target kami, bagaimana mengejar pertumbuhan agar penerimaan bisa meningkat tanpa harus menambah beban utang,” tambahnya.

Lebih lanjut, Purbaya menyatakan bahwa kebijakan pengelolaan utang akan lebih bersifat fleksibel, mengikuti kondisi ekonomi saat itu.

BACA JUGA:Ekonomi RI Melejit! Menkeu Purbaya: Tahun Ini Bisa Tembus di Atas 4,8%!

Prinsip yang digunakan bersifat countercyclical yakni penarikan utang hanya dilakukan ketika ekonomi sedang melambat dan membutuhkan stimulus tambahan.

“Ketika ekonomi membaik, kita harus mulai menurunkan penarikan utang. Tapi kalau ekonomi lesu, barulah kita gunakan instrumen utang sebagai dorongan pemulihan,” jelasnya.

Ia pun menyambut baik pandangan para anggota legislatif yang mendorong pengelolaan utang yang bijak dan tidak kaku.

Menurutnya, realisasi penarikan utang pada tahun depan kemungkinan akan lebih rendah dari proyeksi awal.

Sumber: