Wali Kota Muslim Pertama News York Tantang Netanyahu:"Kami Tunduk pada Hukum Internasional"
Zohran Mamdani Walikota New York Terpilih--Foto: @zohranmamdani
Amichai Chikli, Menteri Urusan Diaspora dan Pemberantasan Antisemitisme Israel, menuduh Mamdani sebagai simpatisan Hamas dan menyerukan agar komunitas Yahudi New York mempertimbangkan pindah ke Israel.
“Kota yang dulu menjadi simbol kebebasan kini dipimpin oleh seseorang yang mendukung Hamas,” tulis Chikli di platform X (Twitter).
“New York tidak akan lagi sama bagi komunitas Yahudi. Kota ini sedang menuju jurang seperti London,” tambahnya.
BACA JUGA:Xiaomi Rilis Redmi Pad 2 Pro di Indonesia, Tablet Premium Pertama dengan Snapdragon 7s Gen 4
Chikli juga mengajak warga Yahudi New York untuk “menjadikan Israel rumah baru mereka.”
Politikus Pro-Palestina Pertama Pimpin New York
Zohran Mamdani akan dilantik pada Januari mendatang, sekaligus mencatat sejarah sebagai wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City.
Politikus muda asal Queens itu dikenal sebagai sosok berhaluan kiri dan vokal membela hak rakyat Palestina.
Dalam berbagai kesempatan, ia menyebut Israel sebagai rezim apartheid dan menuding operasi militer di Gaza sebagai genosida.
Meskipun sikapnya memicu kritik dari sebagian komunitas Yahudi, Mamdani berulang kali menegaskan penolakannya terhadap antisemitisme.
Kemenangan Mamdani dalam pemilihan wali kota dianggap kejutan besar.
Ia mengalahkan mantan Gubernur Andrew Cuomo dengan meraih lebih dari 50 persen suara, meski menjadi sasaran kritik dari elit bisnis, media konservatif, hingga mantan Presiden Donald Trump.
Trump bahkan sempat mengancam akan memotong dana federal untuk New York jika Mamdani menang.
Namun, Mamdani berhasil mempertahankan dukungan publik dengan kampanye bertema “kota untuk semua”, berfokus pada keterjangkauan dan kesetaraan.
Reaksi Pendukung Trump: Seruan Deportasi dan Ujaran Kebencian
Kemenangan Mamdani langsung disambut gelombang kemarahan dari pendukung garis keras Trump (MAGA).
Di berbagai platform media sosial, mereka menuduh New York telah “dikuasai kaum kiri radikal” dan menyebut hasil pemilu sebagai tanda kehancuran kota.
Sumber: