Pengangguran di NTB Didominasi Lulusan SMK, DPR Soroti Kurikulum yang Tidak Sesuai Dunia Kerja Lokal

Pengangguran di NTB Didominasi Lulusan SMK, DPR Soroti Kurikulum yang Tidak Sesuai Dunia Kerja Lokal

Jumlah pengangguran di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai cukup tinggi-Istimewa-

MATARAM, DISWAY.ID - Jumlah pengangguran di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai cukup tinggi. Adapun pengangguran paling banyak ada di kalangan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Tingginya pengangguran lulusan SMK ini berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) NTB per Agustus 2024. Dimana, tercatat angka pengangguran mencapai 87.010 orang, dengan 4,73 persen di antaranya adalah lulusan SMK.

Menanggapi hal ini, Komisi IX DPR RI mengaku prihatin dengan kondisi ini. Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi IX, drg. Putih Sari, menegaskan bahwa perlunya evaluasi serius terhadap kasus ini.

BACA JUGA:81 Ribu Pengangguran NTB Jadi Alarm di Tengah Maraknya PHK, Pemerintah Siapkan Jurus Pelatihan

Terutama, lanjut Dia, keterkaitan antara pendidikan dan kebutuhan dunia industri.

"Tentu hal ini sangat kami sayangkan. Karena ada yang belum sinkron antara kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan kerja di NTB,” kata drg. Putih Sari saat kunjungan kerja di NTB, dikutip Jumat 30 Mei 2025.

Menurutnya, tingginya angka pengangguran lulusan SMK menggambarlan ketidaksesuaian antara kurikulum di sekolah dengan kebutuhan di dunia kerja lokal.

BACA JUGA:PPG 2025 Kembali Dibuka, 17 Ribu Guru NTB Berpeluang Jadi Profesional

Sebab, keberadaan sejumlah SMK dinilai tidak sesuia dengan potensi wilayah setempat. Sehingga lulusannya kesulitan bersaing di dunia kerja.

Oleh karena itu, Komisi IX DPR RI akan mendorong agar Balai Latihan Kerja (BLK) dan lembaga pelatihan lainnya, guna menyesuaikan program SMK yang sesuai dengan kebutuhan riil sektor industri dan jasa di NTB.

"Artinya harus dibangun link and match antara lembaga vokasi dengan dunia kerja," tegas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI tersebut.

Sumber: