Ekonomi NTB Berangsur Pulih di Awal Kepemimpinan Gubernur Iqbal

Gubernur Iqbal foto bersama para ketua OKP. Foto/ Ist--
Mataram, Disway.id- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal menegaskan bahwa penurunan angka pertumbuhan ekonomi daerah hingga minus 1,47 persen pada triwulan 1 tahun 2025 bukanlah hasil dari pemerintahannya, melainkan warisan kontraksi pada triwulan akhir 2024.
Pernyataan itu disampaikan Gubernur Iqbal untuk menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa yang menilai pertumbuhan ekonomi NTB mengalami penurunan di awal pemerintahannya.
Iqbal mengatakan, kontraksi tersebut dipicu akibat tidak adanya ekspor mineral logam (konsentrat) dari PT AMMAN. Sektor ini merupakan bagian besar dari ekonomi NTB dan mengalami penurunan lebih dari 30% sehingga berdampak besar terhadap struktur perekonomian NTB.
“Saya masuk di ujung triwulan pertama, jadi minus 1,47 persen itu bukan hasil pemerintahan saya, tapi kondisi yang ditinggalkan akhir 2024,” kata Gubernur Iqbal saat menghadiri diskusi bersama seluruh aktivis Cipayung Plus di Cafe Tuwa Kawa, Mataram, Selasa (9/9).
Ia menjelaskan hitungan tersebut muncul dari berbagai sektor, termasuk sektor pertambangan. Darin semua sektor, hanya pertambangan yang menurun sehingga yang lain juga ikut menurun.
"Kalau bisa kita keluarkan tambangnyang lainnya sangat luar biasa. Seperti sektor pertanian dan lain lain. Tapi namanya pertumbuhan ekonomi tidak mengenal secara parsial. Namun dari berbagai secara keseluruhan termasuk pertambangan," kata dia
Ia menegaskan, sejak dirinya dilantik pada 20 Februari 2025, kondisi ekonomi NTB mulai menunjukkan perbaikan. Data terbaru memperlihatkan pertumbuhan ekonomi naik menjadi minus 0,81 persen pada triwulan ke II dari sebelumnya minus 1,47 persen.
“Ada pergerakan yang baik, artinya kita sedang dalam jalur pemulihan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Iqbal menekankan bahwa NTB ke depan tidak bisa terus bergantung pada sumbangan sektor tambang untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Karena itu, misi Iqbal Dinda fokus pada tiga pilar utama: 1. penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pariwisata. Pariwisata punya dampak luas bagi masyarakat. Event besar tetap kita jalankan karena itu bagian dari visi-misi pembangunan NTB,” jelasnya.
Iqbal juga membeberkan bahwa anggaran FORNAS ke VIII yang semula mencapai Rp30 miliar telah dilakukan efisiensi menjadi Rp28 miliar. Langkah itu, katanya, ditempuh agar penggunaan dana lebih tepat sasaran, dan tetap mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.
Dengan strategi tersebut, Gubernur Iqbal optimistis NTB dapat memperbaiki daya beli masyarakat sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Insyallah ke depan pertumbuhan ekonomi kita terus meningkat," ujar Iqbal.
Sumber: