Mulai April 2026, Pengunjung Pulau Padar Dibatasi: Alarm bagi Kawasan Konservasi Lain

Kawasan Taman Nasional Komodo--Tripadvisor
NTB, DISWAY.ID – Pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas dalam menjaga kelestarian Pulau Padar, salah satu destinasi ikonik di kawasan Taman Nasional Komodo, dengan membatasi jumlah wisatawan maksimal 1.000 orang per hari mulai April 2026.
Keputusan ini muncul di tengah kekhawatiran akan dampak pariwisata berlebih yang dikhawatirkan mengancam keseimbangan ekosistem di kawasan konservasi tersebut.
Sebagai bagian dari Taman Nasional Komodo yang mencakup Pulau Komodo, Rinca, Padar, Gili Motang, dan Nusa Kode Pulau Padar menjadi salah satu magnet wisata terbesar dalam satu dekade terakhir.
BACA JUGA:Cari HP Staylish tapi Tangguh? OPPO Reno 14 5G Jawabannya
Tahun 2024 saja, tercatat lebih dari 340.000 pengunjung memasuki kawasan taman nasional ini.
Angka ini memicu keprihatinan dari kalangan otoritas setempat dan para pemerhati lingkungan.
Langkah pembatasan ini dinilai sebagai bentuk komitmen dalam menyeimbangkan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan, sebuah pendekatan yang semakin mendesak untuk diterapkan di kawasan konservasi lainnya di Indonesia.
Ujung Kulon: Benteng Terakhir Badak Jawa yang Perlu Dijaga
Penerapan pembatasan di Pulau Padar menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kawasan konservasi lain seperti Taman Nasional Ujung Kulon, yang terletak di ujung barat Pulau Jawa.
Kawasan ini menyandang status Situs Warisan Dunia UNESCO, dan menjadi habitat terakhir badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang kini berada di ambang kepunahan.
Selain badak Jawa, Ujung Kulon juga merupakan rumah bagi gibbon Jawa, banteng, aneka spesies burung, dan reptil endemik.
Lanskapnya yang beragam mencakup hutan hujan dataran rendah, hutan rawa, bakau, sabana, serta wilayah pegunungan dan pesisir.
Wilayah taman nasional ini terbagi ke dalam beberapa zona, termasuk Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, Pulau Panaitan, hingga gugusan Pulau Krakatau.
BACA JUGA:Menteri Lingkungan Hidup Puji TPST Mataram: Salah Satu yang Terbaik di Indonesia
Setiap wilayah memiliki karakteristik ekosistem dan tantangan konservasi yang unik.
Ekowisata yang Bertanggung Jawab: Solusi atau Ancaman?
Sumber: