Kemajuan teknologi dan informasi seharusnya tidak membuat kita lalai, melainkan menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Mari kita jadikan Hari Kebangkitan Nasional ini sebagai titik untuk merefleksi-apakah kita sudah berkontribusi bagi bangsa, sekecil apapun itu?
Bangkitlah dengan karya, bangkitlah dengan prestasi!
Contoh 5
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hari ini, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momen untuk mengingat kembali bahwa bangsa ini pernah terpuruk, namun berhasil bangkit melalui kekuatan tekad dan kebersamaan. Kebangkitan itu dimulai ketika sekelompok pemuda mendirikan Boedi Oetomo pada 1908, menandai munculnya kesadaran nasional pertama kali.
BACA JUGA:Peringatan Hari Kartini 2025 di Pantai Saliper Ate, Perempuan Harus Jadi Motor Pembangunan
Saat itu, Indonesia belum memiliki nama. Kita hanya kumpulan suku, kerajaan, dan daerah yang tercerai-berai. Tapi tokoh-tokoh seperti Wahidin Sudirohusodo dan Dr Soetomo melihat jauh ke depan: mereka ingin bangsa ini punya jati diri. Mereka sadar bahwa untuk bisa merdeka, kita harus lebih dulu bangkit secara mental dan spiritual.
Kebangkitan nasional bukan hanya sejarah masa lalu, tetapi cermin masa depan. Di zaman modern ini, kebangkitan bisa diwujudkan dalam bentuk lain-seperti mengatasi kemiskinan, membangun pendidikan yang merata, hingga memberantas korupsi. Setiap kita memiliki peran.
Sebagai pelajar, sebagai guru, sebagai bagian dari masyarakat-apapun peran kita, mari kita isi kemerdekaan ini dengan kontribusi terbaik. Mulailah dari hal-hal kecil: jujur, disiplin, dan peduli terhadap sesama. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyatnya tidak berhenti berbenah.
Semoga semangat Hari Kebangkitan Nasional ini menjadi pelecut semangat kita untuk terus maju, bersatu, dan berkontribusi bagi Indonesia.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.