Peringatan Hari Kartini 2025 di Pantai Saliper Ate, Perempuan Harus Jadi Motor Pembangunan

Peringatan Hari Kartini 2025 di Pantai Saliper Ate, Perempuan Harus Jadi Motor Pembangunan

Pantai Saliper Ate menjadi pusat peringatan Hari Kartini 2025 di Sumbawa--Indonesia Kaya

SUMBAWA, DISWAY.ID — Semarak peringatan Hari Kartini tahun ini terasa berbeda di Kabupaten Sumbawa.

Bertempat di Pantai Saliper Ate, Sekretaris Daerah Budi Prasetyo secara resmi membuka peringatan Hari Kartini 2025, yang dihadiri oleh Camat Labuhan Badas, Ibu-ibu Dharma Wanita, Bhayangkari, IISWARA, serta sejumlah komunitas masyarakat.

Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan daerah.

BACA JUGA:Stamina, Kecepatan, Strategi! Peresean di Lobar Tampilkan Duel Kelas Pejuang

"Ini adalah momentum untuk menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan-perempuan terbaik yang akan melahirkan generasi terbaik. Partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan sangat penting untuk mewujudkan Sumbawa yang Unggul, Maju, dan Sejahtera,” ujarnya penuh semangat dikutip dari laman resmi Pemkab Sumbawa. 

Ia juga berharap agar Pantai Saliper Ate, tempat peringatan ini digelar, bisa kembali menjadi ikon pariwisata Sumbawa.

“Mari kita rawat dan perindah pantai ini bersama-sama agar menjadi surga wisata Kabupaten Sumbawa,” tambahnya.

BACA JUGA:Rahasia Dapur di Lombok, Sayur Ares dari Batang Pisang Rasanya Seenak Itu

Kartini: Dari Jepara untuk Dunia

Dikutip dari laman Perpusnas, lahir 21 April 1879, seorang bayi perempuan lahir di Jepara dan kelak menjadi simbol perjuangan emansipasi perempuan Indonesia: Raden Ajeng Kartini.

Ia adalah putri Bupati Jepara, R.M. Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah.

Berasal dari keluarga ningrat yang berpikiran maju, Kartini berkesempatan mengenyam pendidikan di Europese Lagere School (ELS) hingga usia 12 tahun.

BACA JUGA:Pink Banget! Ini 2 Cara ke Pantai Tercantik di Lombok yang Lagi Viral di TikTok

Meski kemudian dilarang melanjutkan sekolah, semangat Kartini tak padam.

Ia terus belajar secara otodidak dan menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda.

Sumber: