Viral Klaim Lahan Camp Area di Gunung Rinjani, FMI Buka Suara: Open Trip Wajib Tahu Aturan!

Viral Klaim Lahan Camp Area di Gunung Rinjani, FMI Buka Suara: Open Trip Wajib Tahu Aturan!

Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) sebagai organisasi yang mendukung kegiatan pendakian gunung di Indonesia prihatin terhadap maraknya praktik klaim lahan area klaim yang tengah ramai diperbincangkan/dok. instagram @luluvitaaasa_--

MATARAM, DISWAY.ID - Federasi Mountaineering Indoensia (FMI) sebagai organisasi yang mendukung kegiatan pendakian gunung di Indonesia prihatin terhadap maraknya praktik klaim lahan area klaim yang tengah ramai diperbincangkan.

Dilansir dari instagram @mountaineringfed.indonesia menyampaikan bahwa praktik ini menimbulkan ketidakharmonisan pendaki.

Tak hanya itu, tapi juga berpotensi merusak kelestarian alam, mengganggu kenyamanan flora dan fauna dan menimbulkan risiko keselamatan akibat pelanggaran prinsip keselamahan, kesehatan dan keamanan.

"Regulasi yang berlaku di setiap kawasan pendakian gunung, termasuk penerapan prinsip K3, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya," bunyi keterangan resmi dikutip Kamis, 5 Juni 2025.

BACA JUGA:Hari Ini BSU 2025 Cair ! Begini Syarat dan Besaran Calon Penerima Bantuan dari Pemerintah

BACA JUGA:Penyebab Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP Turun: Menguak Dinamika Pasar Minyak Global

Selain itu, ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan.

FMI menerangkan bahwa trip organizer wajib memahami dan mematuhi pedoman yang ditetapkan oleh pengelola kawasan seperti Taman Nasional atau pihak berwenang lainnya.

"Salah satu aspek yang krusial adalah memastikan area camp tidak melebihi kapasitas maksimum yang ditentukan," terangnya.

Dengan overkapasitas di area camp dapat membahayakan keselamatan pendaki, seperti meningkatkan risiko longsor, kebakaran, atau kesulitan evakuasi dalam situasi darurat, serta memperberat dampak lingkungan terhadap ekosistem setempat.

Dalam hal ini, FMI berkomitmen untuk mendukung upaya edukasi dan sosialisasi terakit etika pendakian, penerapan K3, dan menjaga hubungan sosial yang harmonis atar pendakian. 

"Kami mengajak seluruh pelaku pendakian baik individu maupun kelompok untuk menghindari tindakam yang dapat memicu konflik, seperti klaim sepihak atas area camp, dan memprioritaskan sikap saling menghormati serta bebagai ruang dengan pendakit.

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Daftar Ulang SNBT Unram 2025, Telat Sedikit Bisa Gugur?

Lebih lanjut, FMI juga mengingatkan untuk menjaga kelestarian alam sebagai tanggung jawab bersama.

Sumber: