ASEAN Kompak Tak Awasi Pemilu Myanmar, Dunia Ragukan Proses Demokrasi
ASEAN tidak menurunkan tim pemantau resmi dalam pemilihan umum Myanmar yang dijadwalkan pada 28 Desember mendatang--Traveloka
“Ribuan orang tewas, jutaan lainnya terusir dari rumah mereka, dan stabilitas kawasan ikut terancam. Kini junta justru berencana menggelar pemilu di tengah konflik bersenjata,” ucapnya disela KTT ASEAN di Malaysia.
Berbagai organisasi internasional juga mengecam langkah junta tersebut.
Human Rights Watch menilai pemilu itu hanyalah “tipuan politik”, sementara Amnesty International menuduh militer Myanmar melakukan penangkapan massal terhadap siapa pun yang berani mengkritik.
Dari pihak Uni Eropa, Komisaris Kajsa Ollongren menegaskan bahwa Brussels tidak akan mengirimkan pemantau, sebab pemilu yang tidak bebas dan tidak adil “tidak bisa diakui sebagai proses demokratis yang sah”.
Meski masih menjadi anggota ASEAN, Myanmar tetap dikecualikan dari forum tingkat tinggi blok tersebut sejak kudeta 2021.
Saat ini, ASEAN terdiri dari Brunei Darussalam Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, serta Timor Leste yang resmi bergabung sebagai anggota terbaru pada minggu lalu.
BACA JUGA:Makin Jernih dan Natural, ini Deretan HP dengan Kamera Depan 50 MP Terbaik 2025
Sebelumnya, Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andrews, telah meminta ASEAN untuk tidak memberi legitimasi terhadap apa yang ia sebut sebagai “sandiwara pemilu junta”.
Ia memperingatkan bahwa pengakuan terhadap proses semu tersebut hanya akan memperparah krisis kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi manusia di negara itu.
Sumber: