Legenda Putri Mandalika, Kisah Cinta Seorang Putri dan Tradisi Bau Nyale

Legenda Putri Mandalika, Kisah Cinta Seorang Putri dan Tradisi Bau Nyale

Salah satu legenda paling terkenal yang terus hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Sasak adalah cerita Putri Mandalika — sosok perempuan yang namanya kini diabadikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Lombok.--SDN 55 Dara Kota Bima

BACA JUGA:Suhu Dingin di NTB: BMKG Ungkap Penyebabnya dari Angin Australia hingga Langit Cerah Malam Hari

Namun, legenda mengatakan bahwa pengorbanan Putri Mandalika tidak sia-sia.

Setiap tahun, pada waktu-waktu tertentu, muncul nyale — sejenis cacing laut berwarna-warni — di pantai tempat ia melompat.

Masyarakat percaya bahwa nyale adalah jelmaan sang putri, yang kembali setiap tahun untuk menyapa rakyatnya.

BACA JUGA:Suhu Dingin di NTB: BMKG Ungkap Penyebabnya dari Angin Australia hingga Langit Cerah Malam Hari

Tradisi Bau Nyale: Warisan Cinta dan Pengabdian

Tradisi Bau Nyale, yang secara harfiah berarti “menangkap nyale”, menjadi bagian penting dalam budaya Lombok.

Tradisi ini dirayakan setiap tahun, biasanya 

bulan Februari atau Maret, sesuai penanggalan Sasak. Ribuan warga dan wisatawan berkumpul di Pantai Seger dan pantai-pantai lain di Lombok bagian selatan pada dini hari untuk menangkap nyale yang hanya muncul dalam waktu sangat terbatas.

Bagi masyarakat Sasak, nyale bukan hanya simbol legenda, tetapi juga pembawa berkah.

Diyakini bahwa menangkap nyale dan mengonsumsinya dapat mendatangkan rezeki, memperbaiki hasil panen, bahkan menentukan nasib seseorang dalam setahun ke depan.

Karena itu, Bau Nyale menjadi bukan sekadar perayaan, tetapi juga harapan dan doa bersama untuk kehidupan yang lebih baik.

BACA JUGA:Polisi akan Periksa Saksi Ahli dan Psikolog usai Pernikahan Anak yang Viral di Lombok

Legenda Putri Mandalika mengandung pesan mendalam tentang cinta tanpa pamrih, keberanian, dan pengorbanan. Ia menjadi simbol perempuan bijaksana yang berani mengambil keputusan besar demi kebaikan bersama.

Nilai-nilai ini tetap relevan hingga kini, terutama di tengah dunia yang kerap dibayangi kepentingan pribadi.

Tradisi Bau Nyale juga menunjukkan bagaimana budaya lokal tetap bisa hidup dan berkembang, bahkan menjadi magnet bagi pariwisata.

Sumber: