Fakta Baru Kematian Brigadir Esco: Ayah Sebut Ada Bercak Darah dan Indikasi Eksekusi di Kamar

Fakta Baru Kematian Brigadir Esco: Ayah Sebut Ada Bercak Darah dan Indikasi Eksekusi di Kamar - Foto: Disway NTB/Ryan--
Lombok Barat, DISWAY.ID - Kasus kematian Brigadir Polisi (Brigpol) Esco memasuki babak baru. Ayah korban, Syamsul Herawadi, mengungkap fakta mengejutkan terkait hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) kedua. Menurutnya, ditemukan bercak darah di sejumlah titik di rumah korban, yang memunculkan dugaan kuat bahwa anaknya dieksekusi di kamar, bukan bunuh diri.
“Awalnya saya tahu cuma barang bukti dari tubuh korban, seperti celana, jaket, jam tangan, HP, sama kunci motor. Tapi ketika dibacakan olah TKP kedua, saya kaget. Ada bercak darah di anduk anak saya, di belakang pintu kamar, dan di beberapa ruangan lain,” ungkap Syamsul saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (4/9).
Syamsul menegaskan sejak awal dirinya tidak percaya anaknya bunuh diri. “Orang bodoh pun tahu, ini bukan bunuh diri. Ada luka dan bekas di tubuh anak saya yang tidak masuk akal kalau dikatakan bunuh diri,” tegasnya.
Ia juga menceritakan kondisi mengenaskan jasad Brigadir Esco saat pertama kali melihat di ruang otopsi. “Mukanya sudah tidak ada, tinggal tengkorak. Saya tidak kuat, kepala pusing, sesak, sampai hampir pingsan,” kenangnya dengan suara bergetar.
Lebih jauh, Syamsul menyebut pada olah TKP kedua, polisi juga menurunkan anjing pelacak. Hasilnya, hewan tersebut terus mengarah ke kamar Brigadir Esco, lokasi di mana diduga kuat peristiwa eksekusi terjadi.
Selain itu, keluarga juga menyoroti kejanggalan komunikasi terakhir korban. Esco sempat mengabarkan sakit kepada adiknya pada Senin sebelum dinyatakan hilang kontak. Namun, keesokan harinya ia tetap memaksa masuk dinas. Sejak Selasa malam, korban tidak bisa lagi dihubungi hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia pada Minggu pagi, hanya belasan meter dari rumahnya.
Syamsul menegaskan pihak keluarga menuntut aparat penegak hukum untuk segera mengungkap kasus ini secara transparan. “Kami minta pelaku ditindak seadil-adilnya. Jangan ada yang ditutup-tutupi,” pintanya.
Hingga kini, penyidik Polres Lombok Barat masih melakukan proses penyelidikan. Keluarga telah menerima surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan (SP2HP) dan mendesak agar kasus segera dinaikkan ke tahap penyidikan.
Sumber: