Masa Depan Gaza: Antara Janji Perdamaian dan Bayang-bayang Konflik Baru

Ilustrasi Kota Gaza--X @YourAnonNews
NTB, DISWAY.ID — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan dengan yakin bahwa "perang telah berakhir", menyambut tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Namun, sejumlah ketentuan dalam rencana tersebut masih menimbulkan banyak pertanyaan, terutama terkait masa depan Gaza, keberlanjutan perdamaian, serta posisi Hamas dalam tatanan politik baru.
Siapa yang Akan Memimpin Gaza?
Menurut rencana transisi yang digagas oleh Trump, wilayah Gaza akan dikelola oleh komite teknokratik Palestina sebuah badan non-politik yang bertugas menjalankan layanan publik harian.
Komite ini akan diawasi oleh sebuah lembaga internasional baru bernama "Dewan Perdamaian", yang akan diisi oleh pakar internasional serta warga Palestina yang dianggap kompeten.
Nama mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, disebut-sebut masuk dalam daftar calon anggota dewan ini, meskipun belum ada pengumuman resmi.
BACA JUGA:Mudah dan Cepat! Cek Nama Penerima Bansos Oktober 2025 Bisa Lewat Website dan Aplikasi
Trump sendiri mengaku belum yakin apakah Blair adalah sosok yang cukup “disukai” untuk peran tersebut.
Pasukan Internasional di Gaza
Sebagai bagian dari rencana stabilisasi, Amerika Serikat bersama negara-negara Arab dan Eropa berencana membentuk pasukan penjaga perdamaian internasional yang akan dikerahkan ke Gaza.
Pasukan ini ditugaskan melatih kepolisian Palestina dan memastikan keamanan internal, bekerja sama dengan Yordania dan Mesir.
Inggris dan Prancis kabarnya tengah menyiapkan resolusi di Dewan Keamanan PBB terkait pembentukan pasukan ini.
Apakah Hamas Akan Menyerahkan Senjatanya?
Pelucutan senjata Hamas menjadi syarat utama dalam kesepakatan gencatan senjata.
Trump mengklaim bahwa Hamas telah menyatakan kesediaannya.
Namun, pernyataan itu bertolak belakang dengan komentar dari seorang pejabat Hamas yang dikutip kantor berita AFP, menyebutkan bahwa pelucutan senjata adalah hal yang "tidak realistis dan mustahil."
Sementara itu, Hamas telah menyatakan tidak akan ambil bagian dalam pemerintahan transisi Gaza, namun tetap akan menjadi bagian dari struktur nasional Palestina.
Konflik Internal dan Ketegangan di Gaza
Sumber: