Masa Depan Gaza: Antara Janji Perdamaian dan Bayang-bayang Konflik Baru

Ilustrasi Kota Gaza--X @YourAnonNews
Pasca penarikan pasukan Israel dari sejumlah wilayah, kelompok bersenjata Hamas kembali terlihat di jalanan Gaza.
Bentrokan juga dilaporkan terjadi antara petempur Hamas dan sejumlah klan lokal, termasuk klan Daghmash, yang dituduh oleh Hamas memiliki hubungan dengan kelompok pro-Israel.
Netanyahu membenarkan laporan bahwa Israel telah membekali beberapa kelompok lokal dengan senjata, menyebut tindakan tersebut sebagai langkah penyelamatan nyawa tentara Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara tegas menolak Hamas maupun Otoritas Palestina (PA) sebagai penguasa Gaza di masa depan.
BACA JUGA:Apple MacBook Pro M5 Hadir: Lebih Cepet, Lebih Pintar, Lebih Tahan Lama
Ia sempat menyatakan niat Israel untuk mengendalikan Gaza secara langsung, sebelum menyerahkannya kepada “pasukan Arab” yang dianggap mampu menjalankan pemerintahan tanpa mengancam keamanan Israel.
Namun, tekanan internasional terutama dari AS dapat memaksa Israel melunak, setidaknya membuka ruang bagi PA untuk terlibat dalam transisi.
Otoritas Palestina dan Peluang Pemerintahan
Pemerintah Palestina yang berbasis di Tepi Barat menyambut positif inisiatif AS.
Perdana Menteri Mohammad Mustafa mengatakan, PA siap mengambil peran dalam tata kelola Gaza, tetapi menekankan perlunya pengawasan dan pengaturan internasional untuk menjamin keberhasilan.
Namun, keterlibatan PA akan sangat bergantung pada keberhasilan mereka menjalankan reformasi internal, termasuk mengatasi tuduhan korupsi dan memperkuat lembaga pemerintahan, sebagaimana diharapkan dalam rencana perdamaian Trump 2020 dan inisiatif Saudi-Prancis.
Deklarasi New York yang diadopsi PBB menjadi kerangka kerja internasional dalam proses perdamaian ini.
Dokumen tersebut menyerukan pembentukan komite transisi di Gaza di bawah naungan Otoritas Palestina serta menekankan bahwa otoritas hukum dan administrasi harus diserahkan sepenuhnya kepada PA.
Dukungan kuat juga datang dari Mesir dan Qatar sebagai mediator utama yang mendukung solusi dua negara dan keterlibatan PA dalam masa depan Gaza.
Arah Kebijakan Trump: Dari Resor ke Realita Politik
Sebelumnya, Trump sempat melontarkan ide-ide kontroversial untuk masa depan Gaza, seperti menjadikannya "Riviera Timur Tengah" dan memindahkan penduduk ke negara tetangga.
Namun kini, fokusnya bergeser ke pendekatan internasional yang lebih realistis, meski belum memberikan kejelasan tentang solusi dua negara.
Sumber: